Selasa, 23 Desember 2014

300 Tahun Benteng Marlborough di Bengkulu

BHS Lepas Ratusan Lampion dan Balon ke Udara

Anggota BHS Sebelum melepaskan 100 lampion
BENGKULU – Kalaupun pemerintah daerah tidak peduli terhadap keberadaan benda dan bangunan cagar budaya untuk dimanfaatkan sebagai pemikat wisata, masih ada anak-anak muda yang memiliki keinginan untuk mengangkat budaya, adat dan benda serta bangunan bersejarah di Provinsi Bengkulu. “Kami bukan bangga karena dijajah. Namun kami ingin memperingati 300 tahun bangunan bersejarah di Bengkulu, yakni Benteng Marlborough ini,” kata Pengurus Bengkulu Heritage Society (BHS), Khrisna Gunawan kepada jurnalis disela-sela melepas 100 lampion dan 300 balon ke udara, Sabtu (20/12). 

Menurut Khrisna, bila dilihat dari sejarahnya, maka pembangunan Benteng Marlborough mulai dikerjakan pada 1714 Masehi dan selesai pada 1741 Masehi. “Sekarang tepat 300 tahun, nanum mengenai tanggalnya belum diketahui. Baru yang diketahui adalah tahunnya,” ujar dia. 
Detik-detik pelepasan lampion

Kenapa Desember dilakukan peringatan 300 tahun berdirinya Benteng Marlborough ini? Karena 2014 ini sudah akan  berakhir dan acara ini sudah dipersiapkan dua tahun, setelah ditawarkan kepada pemerintah namun tidak ada titik temu sehingga BHS sebagai yang punya ide tetap melaksanakan acara peringatan tersebut, walaupun hanya dengan dana seadanya tanpa melibatkan pemerintah secara penuh. “Anak-anak muda Bengkulu memiliki rasa bangga pada bangunan Benteng ini. Oleh karena itu, bila pemerintah tidak ada gebrakannya, maka anak muda yang melaksanakannya. Selain sebagai introspeksi diri, juga sekaligus sebagai awal untuk mengingatkan generasi muda dan pemerintah jika Bengkulu memiliki benda-benda sejarah dan warisan sejarah yang patut dijaga dengan baik,” ujar dia. 

Menurut dia, Heritage di Bengkulu ada tiga macam. Yakni Heritage alam (bunga rafflesia), lalu heritage sejarah (bangunan Benteng Marlborough, Tugu Hamilton dan Tugu Thomas Parr, rumah Bung Karno, dan banyak lagi yang lainnya) dan heritage budaya (benda-benda peninggalan budaya). “Bila tidak dilestarikan dengan anak-anak muda Bengkulu, maka ditakutkan akan punah dan hanya menjadi cerita,” demikian Khrisna yang diamini oleh Anggota BHS Almidianto. (hcr)

Senin, 08 Desember 2014

Gub Tuntut Kompensasi Jaga Hutan Lindung

TNKS 

BENGKULU – Provinsi Bengkulu yang berada pada wilayah geografis yang kurang menguntungkan, karena diapit oleh dua Taman Nasional. Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Justru karena diapit oleh dua taman nasional inilah yang menyababkan Provinsi Bengkulu kurang strategis. Bahkan dianggap sebagai wilayah timur yang ada dibagian barat. 

Lalu Pemerintah memiliki kewajiban untuk menjaga hutan lindung dan taman nasional tersebut. Namun apa yang didapatkan oleh pemerintah. “Kami merasa setelah 46 tahun menjaga hutan lindung tidak mendapatkan kompensasi sama sekali dari pemerintah pusat,” ujar Junaidi saat menyampaikan materi dalam seminar tentang Undang-Undang  no 6 tentang Desa hotel Santika, Sabtu (11/10). 

Menurut dia anggapan yang menyebutkan Provinsi Bengkulu adalah wilayah timur yang ada di barat ini sangat menyakitkan karena dengan penyebutan demikian membuat perhatian pemerintah pusat kurang sekali. Bahkan  terkesan miskin walaupun memang kenyataanya miskin.

“Saya sampaikan demikian karena selama ini perhatian pemerintah pusat terhadap Bengkulu sangat kurang sekali. Sehingga seolah-olah wilayah timur yang ada di bagian barat,” jelas dia. 

Dijelaskan dia bila ada kompensasi terhadap penjaga hutan lindung tersebut khususnya dari pemerintah pusat maka dipastikan akan semangat menjaganya. “Selama ini hanya menakut-nakuti masyarakat saja bila masuk dalam hutan lindung lalu ditangkap polisi hutan. Padahal masyarakat terpaksa melakukannya karena memang tuntutan hidup,” jelas dia. 

Sementara itu Rektor Universitas Bengkulu Dr. H.Ridwan Nurazi, SE, M.Sc Akt menjelaskan jika berbicara mengenai Potensi sumber daya manusia (SDM) Universitas Bengkulu telah mencekat SDM yang handal bahkan alumni Unib sudah mencapai 37 ribu sarjana. “Sudah ada 37 ribu sarjana lulusan Unib dan itu semuanya sudah menyebar di seluruh Indonesia. Unib terus berkomitmen untuk meningkatkan SDM dan berkomitmen membantu pemerintah dalam menciptakan SDM yang handal,” tutup dia. (hcr)

Negara Rugi Rp 162,8 Triliun Akibat Bencana


BENGKULU - Indonesia tercatat sebagai negara dengan tingkat kerawanan kebencanaan paling rawan. Tercatat, dalam rentang waktu sepuluh tahun, 2004 hingga 2014, kerugian negara akibat kebencanaan bahkan mencapai Rp 162,8 triliun.

Kerugian itu bahkan belum termasuk, biaya penanganan tanggap darurat yang menembus angka Rp 102 triliun selama kurun waktu tersebut. "Total kerugian itu baru secara material saja. Belum dihitung dari kerugian akibat korban jiwa. Karena itu, negara ini harus menekankan upaya mitigasi kebencanaan untuk menekan kerugian akibat kebencanaan," ujar Kasubdit Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal Bappenas, Togu Pardede, di Bengkulu, Kamis (9/10/2014).
Tempat Berkumpul dari Bencana Gempa dan Tsunami
Dalam agenda Konferensi Nasional Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK) ke Sepuluh tersebut, Togu juga memastikan bahwa sebanyak 62 persen kabupaten/kota di Indonesia masuk dalam kategori rawan bencana tingkat tinggi. Sementara sisanya, masuk dalam kategori sedang.


Karena itu, dibutuhkan kewaspadaan bersama untuk menghadapi kejadian kebencanaan yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi. Baik pemerintah daerah maupun masyarakat dibutuhkan partisipasi aktif untuk mempersiapkannya. 

"Bencana bukan untuk ditakuti bukan pula untuk diabaikan. Negara kita memang sudah lama hidup dalam garis kebencanaan, jadi suka tidak suka kita harus bersiap," ujar Togu.

Ilustrasi Keganasan Bencana Alam
Dibagian lain, rencana kehadiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Bengkulu dalam pekan Penngurangan Resiko Bencana, pada 13 Oktober hingga 15 Oktober 2014, dipastikan batal. Agenda kepresidenan yang padat, membuat rencana kehadiran tersebut dibatalkan.

"Pak SBY belum bisa hadir ke Bengkulu, karena ada beberapa agenda yang harus diselesaikan. Nanti Kepala BNPB, pak  Syamsul Maarif yang akan meresmikan," singkat Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Dody Ruswandi di Bengkulu.

Seperti diketahui, Bengkulu dinobatkan sebagai tuan rumah dalam agenda nasional tersebut. Sejumlah event seperti peresmian shelter tsunami, pameran kebencanaan dan simulasi kebencanaan akan digelar di Bengkulu. Diperkirakan kegiatan ini akan dihadiri sedikitnya 3.000 orang dari berbagai komunitas kebencanaan se Indonesia. (hcr)

196 Desa Rawan Resiko Bencana

Kendaraan ampibi milik BPBD Provinsi Bengkulu  

BENGKULU – Provinsi Bengkulu yang memiliki garis pantai yang terpanjang memiliki 196 Desa yang berada di ketinggian kurang dari lima meter dari Pantai. Desa-desa tersebut berada mulai dari Kabupaten Kaur sampai dengan Mukomuko. 

“Ada 196 Desa memiliki risiko yang paling tinggi bila terjadi gempa dan tsunami. Sehingga diperlukan pengetahuan khusus kepada masyarakat yang mendiami desa tersebut bila terjadi gempa dan tsunami untuk menyelamatkan diri,” kata Kepala BPBD Provinsi Bengkulu Ir. Kolendri kepada jurnalis usai menghadiri acara  Simposium pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas (PRBBK) di Gedung LPMP, Kamis (9/10). 

Dijelaskan Kolendri, umumnya masyarakat di desa-desa rawan bencana tersebut sudah memiliki bekal pengetahuan yang baik terkait bencana Gempa. “Misalnya bila terjadi gempa disertai dengan potensi tsunami, warga sudah mengetahui jalur evakuasi untuk menyelamatkan diri,” kata dia. 

Menurut dia, 196 desa tersebut terdapat di tujuh Kabupaten yang berbatasan langsung dengan laut lepas yakni samudra Hindia. Mengenai pengetahuan tentang kebencanaan gempa sudah didapatkan bahkan sudah diaplikasikan dalam kontruski bangunan yang diracang untuk tahan goyangan. “Ada istilahnya rumah bidai yang tahan terhadap gempa,” jelas dia. 

Namun rumah bidai yang dirancang untuk tahan goncangan tersebut belum tentu tahan terhadap terjangan air. Oleh karena itulah perlu penguatan–penguatan pengetahuan mengenai kebencanaan khususnya tsunami tersebut. Dalam simposium ini juga menghadirkan kalangan pengusaha khususnya pengusaha perumahan untuk juga menyesuaikan kontruksi bangunannya dengan ketahanan terhadap goncangan dan goyangan gempa. 

“Saya kira bila semua lini sudah memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai bencana khususnya gempa dan tsunami, maka ketika terjadi bencana harapannya risiko terjadinya korban bisa diminimalisir,” tutup dia. (hcr)

Pantai Panjang Terus Berbenah Seperti Losari

Malam Gemerlap Lampu dan Sepeda Hias

BENGKULU – Kreativitas pemerintah untuk terus melakukan pembenahan dan mempercantik kawasan wisata Pantai Panjang terus dilakukan. Bahkan wajah Pantai Panjang sudah dipercantik dengan adanya merek Pantai Panjang yang sedang masa pembangunan. 

“Sudah banyak yang datang kesini untuk sekedar berpoto di merek Pantai Panjang ini, yang dibangun di sisi sebelah kanan sport center,” kata seorang pekerja yang minta namanya tidak dituliskan. 
Tulisan Pantai Panjang Jadi Daya Tarik Tersendiri

Sementara itu mahasiswa Unib yang baru saja usai berpoto di Pantai Panjang dengan latar belakang merek Pantai Panjang yang sedang dibangun tersebut mengatakan pantai panjang semakin bagus sudah seperti di Losari. 

“Ada merek pantai panjangnya seperti di Losari,” ujar Jaka mahasiswa Unib semester akhir ini. 

Bukan hanya Jaka, Novie juga memuji keindahan Pantai Panjang yang terus berbenah. “Walaupun belum usai dibangun namun kami sudah ingin berpoto disana,” ujar dia. 

Sementara itu Kadishubkominfo Drs. Misran Musa melalui Sekretaris Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi, Ir. Budi Sudjatmiko mengatakan adanya pembangunan merek Pantai Panjang ini sebagai bentuk dari keseriusan pemerintah untuk menjadikan pantai panjang ini sebagai lokasi wisata keluarga yang aman dan nyaman bagi masyarakat di provinsi Bengkulu maupun masyarakat dari luar provinsi Bengkulu. “Pemerintah menyiapkan fasilitas di pantai panjang dan sebaliknya masyarakat wajib untuk menjaganya, agar tetap bertahan dan menjadi daya tarik tersendiri,” kata dia. 

Selain itu jika malam hari disekitar sport center sudah ada becak aneka warna yang sekarang sangat diminati masyarakat dan juga sorenya ada sepeda yang bisa dimanfaatkan masyarakat. “Saya kira kawasan wisata kebanggan kita ini semakin meriah dan semakin banyak masyarakat yang kreatif memanfaatkan moment, dengan adanya becak warna juga menjadi daya tarik tersendiri,” ujar dia. 

Disisi lain kepada pedagang untuk tidak menutup jalur joging track yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berolahraga dipagi hari.“Silakan dicek pagi hari banyak eleman masyarakat untuk melakukan olahraga dengan memanfaatkan jalur jogging track ini, hanya saja sekarang pedagang masih memanfaatkannya untuk berjualan, dan kedepan kami harapkan fasilitas umum tersebut jangan digunakan untuk berjualan, karena itu adalah milik publik dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat umum untuk berolahraga sembari menyaksikan keindahan pantai panjang, dipagi hari,” tutup dia. (hcr)

Pedagang Wajib Jaga Kebersihan Pantai Panjang

Pantai Panjang Bengkulu


BENGKULU – Pantai Panjang obyek wisata kebanggan provinsi Bengkulu kini mulai berbenah. Kemarin ribuan PNS Provinsi Bengkulu membersihkan kawasan Pantai Panjang mulai dari Pasir Putih hingga ke Pantai Berkas. 

Namun ada persoalan serius saat ini. Yaitu ratusan pedagang telah memadati bawah pohon cemara dan sepanjang jalan PP. Sehingga terlihat semrawut dan tak tertata.   

Pemerintah berharap peran semua pihak yakni masyarakat, pengunjung untuk ikut berpartisipasi menjaga kebersihan pantai panjang. Bahkan nanti dirancang akan diterapkan sanksi bagi pedagang yang tidak ikut berpartisipasi dalam menjaga kebersihan pantai panjang tersebut. 
Sunset Pantai Panjang

“Pemeliharaan kawasan wisata adalah tanggung jawab bersama. Bila pengunjung nyaman dan aman maka yang diuntungkan adalah semua pihak, pedagang, pemerintah dan sebagainya,” ujar Kepala Dinas Perhubungan komunikasi dan Informasi Provinsi Bengkulu Drs. Misran Musa, melalui Sekretaris Dinas Ir. Budi Sujadmiko kepada jurnalis usai ikut membersihkan pantai panjang di depan rumah Makan Marola, Jumat (3/10). 

Jika Pantai tertata rapi dan kebersihannya terjaga maka pantai panjang akan semakin terkenal. “Jadi bukan hanya karena akan ada acara lalu dilakukan kebersihan namun sudah menjadi kewajiban pedagang untuk menjaga kebersihannya,” kata dia. Diakui Budi mengenai fasilitas pendukung, misalnya bak sampah yang ditempatkan di Pantai Panjang memang masih kurang, namun jika pedagang berinisiatif untuk iuaran dan membeli bak sampah, tentuk akan lebih baik lagi. “Sehingga sampah tidak berserakan yang membuat keindahan pantai menjadi terganggu,” jelas dia. 

Selain itu bila sampah sudah ditumpuk, maka mobil kebersihan kota tinggal angkutnya lagi dan membuangnya ke tempat pembuangan akhir. 

“Makanya dalam waktu dekat ini antara Pemda Provinsi Bengkulu dan Pemda Kota Bengkulu akan duduk bersama untuk membahas mengenai penataan pantai panjang tersebut terutama mengenai penataan pedagang dan kebersihan pantai panjang,” jelas dia. 

Disisi lain mengenai apakah Jumat bersih yang dibebankan kepada SKPD di Provinsi Bengkulu itu hanya sifatnya membantu pedagang untuk menjaga kebersihan. “Kami sifatnya hanya membantu,” jelas dia. 
Sunset Pantai Panjang

Disisi lain kepada pedagang juga jangan sampai saat berdagang tersebut untuk tidak menganggu view pantai panjang. “Kalau sudah menutupi pantai panjang dengan pondok-pondok yang dibangun itu kesannya kumuh dan keindahan pantai tidak terlihat lagi. Sehingga akan mengurangi daya tarik pantai itu sendiri,” kata dia. 

Terkait dengan sanksi bagi pedagang yang tidak mau menjaga kebersihan pantai itu akan lebih baik timbul dari pedagang itu sendiri. “Pantai Panjang merupakan milik bersama dan oleh karena itu salah jika masyarakat tidak mau menjaganya dan adanya sanksipun adalah untuk memaksa masyarakat agar patuh pada aturan jika sudah patuh maka tidak perlu sanksi lagi,” tutup dia. (hcr)

670 Desa di Bengkulu Masuk Hutan Lindung


BENGKULU - Gubernur Bengkulu H.Junaidi Hamsyah, S.Ag, M.Pd mengatakan sebanyak 670 desa di Provinsi Bengkulu masuk dalam kawasan hutan lindung. Yaitu konservasi (Taman Nasional Kerinci Sebelat, Hutan Lindung, Cagar Alam, Hutan Produksi dan kawasan hutan peruntukan lainnya).
Taman Nasional Kerinci Seblat 


Hal diketahui setelah dilakukan identifikasi mengenai letak dan gerografis desa tersebut. "Ada ratusan desa di Provinsi Bengkulu masuk dalam kawasan Lindung, dan kawasan konservasi,” kata Gubernur Junaidi Hamsyah, kepada jurnalis melalui pesan singkatnya, Kamis (2/10)

Oleh karena itu kepada desa-desa tersebut sulit untuk dilakukan pengembangan dan pembangunan infrastruktur terhadap desa tersebut. “Sulit untuk dikembangkan, dan dibangun fasilitas serta infrastruktur umum lainnya,” kata Junaidi yang menjadi pembicara Dialog Nasional Hutan Adat di Jakarta (2/10) yang juga dihadiri oleh Kepala Daerah se Indonesia.

Karena kondisinya demikian sehingga mengakibatkan benturan antara kepentingan ekologi kawasan hutan dengan kepentingan ekonomi masyarakat pada kawasan hutan ini. “Kita menginginkan pembangunan untuk peningkatan ekonomi desa, namun ada benturan berbeturan dengan pertaturan Menteri Kahutanan yang tidak memperbolehkan untuk membangun sarana pra sarana peningkatan ekonomi di kawasan hutan konservasi dan atau kawasan hutan lindung,” tutup dia. (hcr)

Garuda Indonesia Hadirkan Boeing Seri 737 800


BENGKULU  - Maskapai penerbangan Garuda Indonesia (GI) meningkat pelayanan untuk konsumen di Bengkulu, dengan mengganti pesawat berkapasitas besar. Sehingga penumpangnya lebih banyak dari sebelumnya.

General Manager Maskapai Garuda Indonesia Bengkulu M. Agus Kusrianto, mengatakan, saat ini di Bengkulu rute penerbangan sebanyak dua kali pagi dan sore setiap harinya. Dari Jakarta ke Bengkulu dan Bengkulu ke Jakarta dengan Boeing 737 500, dengan tempat duduk hanya sekitar 100 sit, setelah adanya pengantian pesawat menjadi Boeing 737 800 dengan 162 sit. "Untuk meningkatkan pelayanan terhadap para penumpang, kami melakukan pergantian pesawat dengan kapasitas penumpang lebih banyak, karena adanya permintaan dan tingginya animo masyarakat Bengkulu untuk menggunakan pesawat Garuda," kata Agus dalam keterangan persnya, Rabu (1/10) di Bandara Fatmawati Bengkulu.

Dijelaskan Agus, peningkatan pelayanan dari Maskapai Garuda ini untuk masyarakat Bengkulu menjadi prioritas perusahaanya. “Apalagi penumpang yang ingin menggunakan pesawat Garuda saat ini sudah sangat tinggi bahkan saat liburan kerja, sekolah dan kuliahan jumlah penumpang membludak dan bahkan tidak tertampung lagi,” ujar dia. 

Selain melakukan pergantian pesawat program manajemen Garuda Indonesia melakukan peremajaan pesawat. Dengan pesawat yang berbadan besar dan tempat duduk pesawat yang banyak, akan lebih meningkatkan market Garuda di Bengkulu. “Peremajaan pesawat jenis terbaru ini untuk mendukung program pemerintah daerah dalam memajukan bidang transportasi udara. Mengingat semakin meningkatnya pelayanan transportasi udara, maka akan banyak orang yang datang ke Bengkulu,” kata dia sembari mengatakan tiketnya relatif terjangkau oleh konsumen dan masyarakat Bengkulu. (hcr)

RMSY Buat Klinik Ekslusif


BENGKULU – Jumlah pasien RSMY telah Over Load sehingga mengakibatkan banyak pasien tidak terlayani secara maksimal. Hal ini disebabkan oleh puskesmas tidak maksimal layani warga. Kritikan ini disampaikan oleh Gubernur Bengkulu, H. Junaidi Hamsyah, M.Pd saat membuka acara peresmian pelayanan kateterisasi jantung dan pembuluh darah di RSUD M Yunus, Senin (30/9). “Jumlah pasien di RSMY ini sudah overload karena puskesmas tidak maksimal layani warga,” kata Junaidi. 

Dijelaskan Junaidi selain puskesmas tidak maksimal layani warga, juga karena keterbatasan sumberdaya (Dokter), fasilitas dan dana, bahkan jika ada petugasnya pun tidak memberikan pelayanan dengan baik.“Misalnya pasien tidak disambut dengan sapa, salam dan senyum yang banyak diaplikasikan oleh perusahaan swasta,” jelasnya. 
RSUD M.Yunus Bengkulu  

Bukan hanya di Puskesmas, di RSMY juga masih ada petugas yang tidak ramah dalam melayani masyarakat yang ingin berobat. Bahkan jawabannya sangat tidak etis untuk disampaikan kepada pasien yang sedang sakit. 

“Sengaja saya buka disini agar ada perbaikan dan RSMY menjadi RS rujukan yang memang nyaman dan aman untuk masyarakat,” kata dia.
Bahkan selaku Gubernur, Junaidi, pernah berkunjung malam-malam ke RSMY dan ingin melihat langsung pelayanan terhadap masyarakat yang berobat. “Saya sering kunjungi kesini malam-malam dan saya merasakan betul peyanan disini sangat tidak memuaskan,” jelas dia.

Pernah Junaidi menanyakan kepada seorang perawat yang bertubuh gemuk, dan menjawab sekenanya saja saat diajukan pertanyaan. “Kekurang nyamanan dari petugas dan perawat yang menjawab sekenanya. Padahal keluhan pasien ada yang sampai kepada saya, ada pasien pernah jatuh gara-gara mau keWC namun karena licin sehingga pasien tersebut jatuh,” ujar dia.

Junaidi berharap dengan adanya informasi demikian pihak Management RSMY untuk berbenah sehingga bisa benar-benar mewujudkan pelayanan yang nyaman dan memuaskan kepada masyarakat. “Saya berharap petugas-petugasnya jangan menjawab sekenanya saat ditanya pesien, perlakukanlah pasien tersebut sebagai orang yang memang berobat dan sehingga sakitnya bisa sembuh saat berobat ke RSMY,” kata dia.

Gub Janji Anggarkan Dana 
Gubernur Junaidi berjanji menganggarkan sejumlah dana untuk membantu membuat RSMY ini menjadi nyaman dan aman untuk dikunjungi pasien. Apalagi RSMY ini menjadi RS rujukan dari 9 kabupaten/satu Kota. “Saya semangat jika memang ada perbaikan di managementnya,” sampainya.

Dijelaskan Junaidi, dirinya percaya kepada Dirut RSMY Drg. Daisy Novira untuk memperbaiki management RSMY ini. “Jika perlu didatangkan tenaga yang bisa mensuport perbaikan sistem dan management RSMY ini,” kata dia.

Bahkan Junaidi mempersilakan pihak RSMY untuk mengecek di bagian Poli mana yang paling ramai dikunjungi pasien untuk berobat. 
“Silakan dicek di Poli mana yang paling banyak dikunjungi pasien dan nanti pada 2015, jika memungkinkan silakan dianggarkan sejumlah dana berapapun jumlahnya. Misalnya Rp 100 M, untuk membangun poli tersebut, dan kita namanya Klinik Eklusif,” jelas dia.

Nantinya klinik Eklusif ini, bentuknya bukan seperti RS, melainkan seperti di Hotel berbintang cara pelayanannya. Untuk melayani masyarakat yang berobat nanti dipilihkan SDM yang memang berkualitas, tidak perlu PNS atau kontrak, yang dicari adalah jika ada SDM yang mumpuni dan berkualitas dan mau mengabdi kepada masyarakat ditempatkan disana. 

“Kita akan pilih SDM yang berkualitas, sehingga pelayanannya nyaman, begitu pula dengan penataan ruangannya, sehinga masyarakat bisa leluasa untuk berobat, bahkan mengenai dokter spesialispun akan dicari dokter yang memang memiliki komitmen yang tinggi untuk kemajuan Bengkulu bukan yang hanya menjadikan Bengkulu sebagai batu loncatan,” kata dia.

Disisi lain Direktur RSMY, Drg. Daisy Novarita mengakui siap untuk melakukan perbaikan pada management RSMY, dan siap melakukan apa yang disarankan Gubernur Bengkulu tersebut. “Kami siap melakukan perbaikan untuk kemajuan bersama kedepan,” singkatnya. (hcr) 

Masyarakat Mulai Sadar, Tanam Sawit Kurang Menguntungkan


BENGKULU – Masyarakat petani sawit sekarang mulai sadar. Mereka mulai mau beralih untuk menanam padi kembali. Namun dengan catatan masyarakat dibantu untuk irigasi (pengairan). 

“Saya kira ini adalah hal positif karena masyarakat sudah sadar dengan apa yang dilakukan selama ini. Dimana sawah banyak dijadikan kebun sawit dan setelah ditanami ternyata itu kurang menguntungkan masyarakat itu sendiri. Sehingga masyarakat mulai ingin kembali lagi bertanam padi,” ujar Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, Ir. Evarini, MM kepada Jurnalis saat ditemui di Raffles City Hotel, Pantai Panjang, Senin (29/9) malam.
Ilustrasi Kebun Sawit

Menurut Evarini, setelah dijalani oleh petani ternyata bertanam sawit itu banyak sekali risikonya. Dimana saat memanen hasil harus diangkut sedangkan jalannya belum ada, lalu harus dipupuk, lalu banyak hal lainnya yang perlu dilakukan. Sedangkan bertanam padi sawah masyarakat diuntungkan, dimana selain mendapatkan hasil gabah kering juga bisa dilepasi ikan dan mendapatkan banyak keuntungangan. 

“Selain bisa bertanam padi sawah, masyarakat petani juga bisa melepas ikan, dan saat memanen hasilnya tidak terlalu berat, ” kata dia. Makanya saat masyarakat menyatakan ingin kembali bertanam padi dinas pertanian menyambut baik niat masyarakat tersebut bahkan pemerintah bertekad untuk membantu masyarakat tersebut melalui kelompok yang telah dibuat. “Pemerintah siap membantu masyarakat untuk mencarikan solusinya agar pengairan tidak terganggu. Pasalnya yang selama ini menjadi keluhan masyarakat dalam bertani padi sawah ini adalah air yang tidak stabil. Nah dengan irigasi bisa teratasi,” katanya. 

Memang selama ini ada kendala dimana lahan masyarakat lebih tinggi dari pada sungai, nah cara yang akan dilaksanakan adalah dengan menggunakan sistem sodetan dengan membendung air di atas sehingga bisa lebih tinggi dari lahan warga. 

“Kita rencanakan akan membuat sistem sodetan ini. Sehingga air bisa sampai ke lahan penduduk,” kata dia. 

Khususnya petani di Seluma sudah banyak yang sadar dan pentingnya menanam padi sawah dibandingkan Sawit. “Apalagi akhir-akhir ini harga sawit tidak stabil yang menyebabkan petani semakin ingin melakukan alih fungsi lahan sawit ke lahan pertanian padi sawah,” tutup dia. (hcr)

Minggu, 07 Desember 2014

Pemprov dan Danlanal Bangun Penyulingan Air Laut Jadi Air Tawar di Enggano

Ilustrasi Pulau Enggano
BENGKULU – Pulau terluar Provinsi Bengkulu yakni pulau Enggano, direncanakan akan dibangun alat penyuling alir laut yang bisa mengubah air asin menjadi air tawar layak konsumsi pada 2015. Teknologi mutakhir yang dikenal dengan D-Werc (Destilation Water Treatment Concept) itu merupakan bantuan khusus dari Danlanal Bengkulu serta Pemprov Bengkulu.

"Awalnya air itu untuk kebutuhan para prajurit yang berjaga disekitar Pulau Enggano. Namun oleh Danlanal air tersebut kegunaanya diperluas untuk masyarakat," ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu Sorjum Ahyan, Sabtu (27/9).

Air hasil olahan D-Werc nantinya, menurut Sorjum, memiliki kapasitas produksi hingga 9 ribu liter per hari. Dengan kualitas air yang tak kalah baiknya dengan air kemasan yang biasa dikonsumsi masyarakat.

Sejauh ini, berdasarkan kesepakatan, guna mendukung distribusi air yang akan menggunakan alat senilai Rp3,5 miliar tersebut, Pemprov Bengkulu berjanji akan menganggarkan di APBD 2015, untuk pendistribusian air ke rumah warga di Pulau Enggano.

"Pulau enggano merupakan pulau terluar di Provinsi Bengkulu, terletak di administrasi Kabupaten Bengkulu Utara. Karena terdapat ribuan kepala keluarga, oleh karena itu perlu peningkatan kesejahteraan masyarakat sehingga masyarakat Enggano bisa setara dengan masyarakat lainnya," tutup Sorjum. (hcr)

Selangkah Lagi Rel KA Bengkulu-Sumsel Jadi Kenyataan

Ilustrasi Rel KA yang menghubungkan Bengkulu - Sumsel
BENGKULU – Selangkah lagi pembangunan rel kereta api (KA) Bengkulu-Sumsel akan terwujud. Pasalnya Dirjend Kereta Api mendukung penuh langkah tersebut. Apalagi setelah mendengarkan Gubernur Bengkulu H. Junaidi Hamsyah, M. Pd mengekpose rencana pembangunan rel kereta api yang menghubungkan Bengkulu–Sumsel (Muara Enim).  Di hadapan Dirjend Kereta Api Hermanto D, Bersama PT. Mandela Resource Partnership dan PT. BHI Investor Korea. “Masih ada beberapa persyaratan yang belum lengkap dan harus segera dilengkapi,” kata Dirjend Kereta Api Hermanto D saat memberikan masukan kepada Gubernur Bengkulu dalam pertemuan tersebut, Kamis (25/9).

Hermanto menyarankan segera membentuk tim di Pemprov Bengkulu, Pemda Muara Enim, Kemenhub KA dan dari pihak PT Mandala Resource serta Bappenaas untuk mempelajari dan mencari titik sentran yang pas. “Silakan dibentuk tim untuk melakukan kajian lebih lanjut,” katanya. 
 
Pihak Dirjend Kereta Api memberikan kesempatan tim yang dibentuk tersebut untuk sama-sama bekerja hingga akhir 2014 ini. “Silakan tim bekerja dulu sampai dengan akhir 2014 ini, sambil melengkapi bila ada dokumen yang kurang,” tambahnya.
 
Bila memang sudah mendapatkan hasil di lapangan saat tim sudah bekerja silakan laporkan kepada Dijend Kereta Api dan akan segera ditindak lanjuti. “Konsepnya silakan membangun namun yang sesuai aturan yang ada jadi silakan dikaji bersama dengan tim yang dibentuk dan bila sudah dan hasilnya silakan laporkan,” tegasnya.
 
Sementara itu Gubernur Bengkulu H. Junaidi Hamsyah, mengatakan selesai ekspose tersebut membuat pemerintah Provinsi Bengkulu semakin optimis akan keberhasilan Proyek tersebut. “Kita semakin yakin dengan hasil ekspose tadi lebih-lebih orang pusat sangat antusias,” jelas dia.
 
Hanya saja untuk tahap awal ini akan dibentuk tim untuk melakukan pendataan dan kelengkapan administrasi sesuai dengan saran oleh pihak Dirjend KA tersebut. Proyek yang dinamakan pembangunan jalur Kereta Api Bengkulu-Muara Enim dan pelabuhan dengan model KPS. Dimana lingkup Proyek Jalur KA doubel track 230 KM, dan jalur truck hauling Bengkulu lahat sepanjang 200 KM.
 
“Saya berharap kepada masyarakat Bengkulu untuk sama-sama mendukung rencana besar tersebut dan saya akan terus berjuang untuk mewujudkan impian bersama tersebut, sehingga Provinsi Bengkulu dapat keluar dari keterisolasian dari provinsi lain seperti selama ini,” tutupnya. (hcr)

Sabtu, 06 Desember 2014

Cuma Satu Hotel di Bengkulu Taat Bayar Pajak


BENGKULU - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Provinsi Bengkulu mengungkapkan, dari puluhan hotel yang berinvestasi di provinsi itu, hanya satu yang tertib membayar pajak. "Satu hotel besar, karena hotel itu sudah berskala internasional, sementara yang lain masih menunggak, kadang membayar, kadang tidak, dan ada juga yang mengeluh tidak sanggup membayar," kata Tim Auditor BPK Perwakilan Bengkulu, Marius Sirumapea kepada jurnalis saat memaparkan materi dalam acara workshop media di gedung BPK RI, Kamis (18/9). 
Ilustrasi Hotel Berbintang

Menurut dia lemahnya pengelolaan pajak hotel dan restoran di Provinsi Bengkulu, terutama Kota Bengkulu sebagai ibu kota provinsi, membuat pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak tidak maksimal. Bahkan cenderung belum memberikan kontribusi.
”Untuk PAD dari pajak hotel dan restoran di Kota Bengkulu, hanya berjumlah sekitar Rp 5 miliar pada 2012, padahal hotel dan usaha kuliner berkembang pesat,” jelas dia. 
Bahkan kontribusi pajak hotel dan restoran hanya sekitar 5 sampai 10 persen saja dari PAD Kota Bengkulu yang tercatat berkisar Rp 40 miliar per tahun, dan pada 2013 juga tidak jauh berbeda. 
“Harusnya dengan laju pertumbuhan yang pesat usaha hotel dan restoran juga akan memberikan dampak dan kontribusi positif kepada penghasilan daerah,” kata dia. 
Pernah dilakukan wawancara kepada pengelola hotel dan restoran dan mereka mengeluhkan mengenai pungutan pajak daerah tersebut. “Alasannya enggan membayar karena sedikitnya jumlah sewa hunian sedangkan mereka dibebani gaji karyawan,” kata dia. 
Seharusnya pemerintah daerah memberikan sosialisasi dan pengawasan terhadap pendapatan daerah dari sektor pajak. “Keengganan pengusaha membayar pajak disebabkan oleh ketidaktahuan pengusaha tentang peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena yang membayar pajak tersebut adalah konsumen, bukan pengusaha. Mereka hanya meminta pajak 10 persen dari pelanggan atau penyewa,” jelas dia. 
BPK RI Perwakilan Bengkulu juga sudah memberikan masukan kepada pemerintah daerah untuk memberikan sosialisasi terhadap aturan yang berlaku dalam bidang usaha tersebut. Sehingga pengusaha hotel dan restoran di daerah itu tertib pajak.
 “Kami sudah sampaikan, coba tutup salah satu hotel yang mangkir untuk dijadikan contoh, karena pemerintah daerah memiliki hak untuk itu, mereka menjawab, iya. Namun sampai saat ini kami belum melihat masukan itu diaplikasikan di lapangan," jelasnya. 
Marius mengingatkan pemerintah daerah agar pendapatan daerah dapat ditingkatkan dengan memaksimalkan aset dan pendapatan pajak daerah. "Kebutuhan sebesar Rp 600 miliar (Pemkot), sedangkan PAD hanya Rp 40 miliar, bagaimana jika anggaran dari pusat diputus, dengan apa kota ini akan hidup," tutup dia. (hcr)

Tiga Masalah Utama Pengelolaan Aset Daerah

BENGKULU – Tim Auditor BPK RI Perwakilan Bengkulu, Marius Sirumapea mengatakan ada tiga masalah utama dalam pengelolaan aset daerah. Ketiga masalah tersebut adalah kesalahan dalam pencatatan aset, lalu aset tercatat ganda dan yang ketiga adalah dicatat namun tidak lengkap. 
Selain itu adanya pula aset hibah belum didukung dengan berita acara, lalu aset yang dikuasai oleh pihak ketiga dan aset yang sedang bermasalah. 
“Tiga masalah utama tersebutlah yang mempengaruhi penilaian Opini wajar tanpa pengecualian,” ujar dia saat memaparkan materi tentang peningkatan kinerja pengelolaan daerah di Gedung BPK RI, Kamis (18/9). 
Tim Auditor BPK RI Perwakilan Bengkulu 

Rata-rata kabupaten kota yang belum mendapatkan WTP tersebut karena bermasalah dengan Aset daerah. Daerah tersebut belum bisa mengelola aset dengan baik. “Padahal salah satu item penilaian yang dilakukan dalam pelaporan adalah pengelolaan aset daerah,” ujar dia. 
Aset pemerintah daerah tersebut adalah berupa aset tetap yakni tanah, perlatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya dan kontruksi dalam pengerjaan. 
“Aset adalah sumberdaya ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi atau sosial dimasa depan dapat diharapkan dan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah atau masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumberdaya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum,” kata dia. 
Sedangkan mengenai klasifikasi ada aset lancar diantaranya, kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang dan persediaan. Lalu aset non lancar yang mencakup aset bersifat jangka panjang dan aset tak berwujud, yang digunakan langsung atau tidak langsung untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum. Yakni investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan dan aset lainnya. 
Marius Sirumapea menyatakan sudah menjadi tugas BPK untuk ingatkan pemerintah agar aset yang dimiliki benar-benar diketahui sehingga saat pemeriksaan benar-benar ada asetnya. 
“Contoh aset Pemda Provinsi di Kepahiang yakni lahan SPP Kelobak, hal ini memungkinkan untuk dua kali tercatat, tercatat di Kepahiang dan tercatat di Pemda Provinsi,” ujarnya. 
Hal inilah yang membuat persoalan dalam pelaporan dan menjadi catatan BPK. Selain itu biasanya pemerintah daerah selalu membebankan kepada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) untuk mencatat asetnya. 
“Harusnya masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) memiliki catatan aset tersendiri, sebab bila dibebankan dengan DPKAD wajar kalau mereka banyak yang tidak tahu. Sebab mereka tidak bersentuhan langsung dengan aset tersebut,” tutupnya. (hcr) 

Nilai Aset Pemerintah Provinsi Bengkulu, Kabupaten/Kota 
Nama Nilai Aset 

Provinsi Bengkulu 2.919.955.605.009; 
Kota Bengkulu    1.869.250.661.538; 
Bengkulu Utara    2.090.337.985.965; 
Bengkulu Selatan 1.173.520.395.449; 
Rejang Lebong 1.619.532.679.843; 
Kepahiang        1.545.905.277.152; 
Lebong          1.500.224.333.301; 
Mukomuko         1.342.012.079.108; 
Kaur            990.790.062.767; 
Bengkulu Tengah   846.756.481.736; 
Seluma          1.372.573.868.243;
Keterangan: Data BPK RI 

Evakuasi Daerah Terpencil Luput Dari Perhatian

Add caption
BENGKULU - Dari hasil pelatihan persiapan operasi ala kodam II Sriwijaya untuk penangulangan bencan alam gempa bumi di Bengkulu. Selama dua hari tanggal 11-12 September 2014, ternyata ada yang luput dari perhatian yaitu simulasi evakuasi korban bencana gempa bumi di daerah terpencil seperti daerah Enggano. 
Danlanal Bengkulu Letkol Laut P Amrin Rosihan yang terlibat langsung dalam latihan dimana skenarionya dimainkan seolah-olah di Bengkulu terjadi gempa bumi dengan kekuatan 7,9 skala ricter, ada beberapa daerah yang cukup parah terkenan goncangan gempa bumi yaitu di Kelurahan Teluk Sepang, Sumber Jaya di Kelurahan Kampung Melayu, di kawasan Lempuing, Pasir Putih dan di Suprapto. Sedangkan di kabupaten lain seperti Benteng, Bengkulu Utara dan Muko-muko mayoritas daerah pesisir menjadi korban bencan alam, termasuk di Kabupaten Seluma, Bengkulu Selatan dan Kaur, ternyata ada yang terlupakan yaitu masyarakat yang tinggal di Pulau Enggano yang berjumlah sekitar 3000 orang lebih. “Kami angkatan laut siap melakukan evakuasi terhadap masyarakat di Enggano bila memang terjadi bencana, hanya saja saat ini terkendala oleh perahu, saat ini perahu yang ada lima unit perahu cepat, dari 12 jam dapat ditempuh menjadi lima jam,” ujar dia kepada jurnalis, Sabtu (13/9)
Memang benar tujuan dari pelatihan yang dilaksanakan untuk menguji kesiapan prajurit dibawah jajaran kodam II Sriwijaya. “Kami dari TNI AL juga dilibatkan, selama pelatihan pertahanan instansi dilaut memang tidak ditonjolkan dan inipun gempanya disimulasikan di daratan,” ujarnya. 
Seharunya TNI angkatan laut juga ditonjolkan sebab jika bandar udara tidak bisa dimafatkan jalan putus, maka satu-satunya adalah lewat isntansi laut. “Itu adalah tugas TNI AL,” ujar dia. 
Provinsi Bengkulu ini potensi terbesar terjadi gempa bumi berada di lautan dan yang menjadi korbanya adalah mayoritas masyarakat yang tinggal disekitar pesisir pantai termasuk warga Kota Bengkulu. "Gempa bumi di Bengkulu ini biasanya sumbernya berada di bawa laut, walaupun TNI AL kurang diperankan padahal instansi ke maritiman aset tidak banyak maka kesiapsiagana isntasi maritim tidak terujikan. Kami sendiri hanya ada lima kapal patroli kecil kapasitas normal 30 orang,,” ujar dia. 
Walapun ada KRI itu bisa didatangkan dari Jakarta dan TNI berharap pelatihan kedepannya bisa dilibatkan instansi laut, baik itu Basarnas, Angkatan laut, instansi maritim sehingga bisa berperan. “Buktinya di Aceh yang bisa memndatangi pulau-pulau kecil dan memandu kapal-kapal asing adalah angkatan laut, jadi kedepannya jangan sampai TNI AL dilupakan," tutupnya. (hcr)

Wapres Serahkan Penghargaan WTP Bengkulu

BENGKULUPemerintah RI kembali menganugerahkan penghargaan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap pemerintah daerah yang dianggap baik dalam pengelolaan keuangannya. Penghargaan inipun juga diterima Pemprov Bengkulu.

Keberhasilan pemprov mempertahankan opini WTP hingga tiga kali berturut, 2011, 2012 dam 2013, membuat Bengkulu masuk nominasi untuk penghargaan WTP dari Kementerian Keuangan yang diserahkan langsung oleh Wakil Presiden Boediono, Jumat (12/9), usai Rakernas Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Tahun 2014, di Jakarta.

Usai kegiatan, Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah, SAg, M.Pd di Bengkulu mengatakan, keberhasilan Bengkulu marih penghargaan tersebut wajib dipertahankan pada tahun berikutnya. Karena itu, direncakan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemprov Bengkulu diikutkan kegiatan Pendidikan dan Latihan perihal penanganan aset, pengelolaan anggaran hingga ke laporan pertangggungjawaban. 

"Muara dari pelatihan tersebut adalah agar opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) tetap dapat diraih oleh Pemprov Bengkulu,” ujar Gubernur Bengkulu H. Junaidi Hamsyah, M.Pd, 

Pendidikan dan Pelatihan tersebut, sudah menjadi janji dari Pemerintah Pusat bagi setiap daerah yang berhasil meraih WTP. "Biar kedepan pelaporan kita akan menjadi lebih baik lagi dan predikat WTP bisa tetap dipertahankan," tutup Junaidi. (hcr)

Sambutan Laksana Raja

Yang Tersisa dari Kunjungan Gubernur dan Danrem 041/Gamas ke Desa Bandar Agung RL

CHRISTOPHER-BENGKULU
----------------------

WAKTU menunjukkan pukul 08.10 WIB pada hari Sabtu (30/8). Gubernur H.Junaidi Hamsyah bersama Danrem Kol. Inf. Achmad Sudarsono, Asisten II Pemprov Ir. Edy Waluyo, kepala dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Drs. Misran Musa, PLT Kadis PU Provinsi Ir. Anwar Yasin, dan pejabat teras pemdaprov lainnya meninggalkan Gedung Daerah menuju dusun Bandar Agung untuk menutup acara TMMD Imbangan di Rejang Lebong. 
Gub dan Danrem diserbu warga untuk berjabat tangan

Perjalanan menuju lokasi tersebut bukanlah mulus laksana jalan di kota namun harus ditempuh dengan menggunakan kendaraan dobel gardan dan waktu cukup panjang. Banyaknya lubang jalanan dan sulitnya medan menjadi tantgangan tersendiri bagi tim yang ikut serta. 

Parahnya jalan dan tersebut terbukti dengan ada beberapa orang anggota rombongan harus mengeluarkan lontong yang sempat dimakan saatg sarapan di Gedung daerah. Lontong keluar lagi karena terombang ambing karena lubang jalananan yang menganga berisi air kubangan. 

Perjalanan baru terasa berat setelah melewati kabupaten Kepahiang, lalu melewati kebun teh kabawetan. Dimana perjalanan mendaki dan sempit harus dilalui oleh iring-iringan puluhan kendaraan rombongan Gubernur dan Danrem. 

Rasa letih, lelah seakan sirna setelah menyaksikan pemandangan yang indah di kanan dan kiri jalan hamparan nan hijau dari kejauhan. 

Pemandangan dengan latar belakang Gunung yang hijau dari kejauhan dan hamparan kebun kopi serta kebun sayur warga seolah menghilangkan semua penat, pusing, mual dan tajamnya bau mobil bercampur dengan bau keringat penumpang hilang lah sudah. 
Warga Bediri sambut Gubernur dan Danrem

Aspal yang mulai terkelupas dan batu-batu koral yang berserakan seolah menambah semarak goyangan kendaraan yang meliuk-liuk mencari posisi yang nyaman untuk tancap gas mengejar rombongan agar tidak terputus iring-iringan, karena kalau terputus berpotensi tersesat dan tidak sampai pada tujuan.  

“Kita memasuki daerah Wajib Goyang (WG),” kata Noca Almansyah, seorang jurnalis lokal yang ikut rombongan Gubernur untuk mempublikasikan momen penting bagi warga dusun Bandar Agung dan sekitarnya. 

Sebelum tiba di lokasi rombongan beristirahat di Desa Sinar Gunung di kecamatan Sidang Dataran. Dipilihnya lokasi tersebut untuk istirahat karena jaraknya yang tidak terlalu juah dengan lokasi acara namun jalurnya cukup berat. 

Jalan yang akan dilalui adalah jalan menurun dengan kemirinan sekitar 35 derajad dan harus melalui jembatan kayu yang licin, bila hujan mengguyur, laksana off road. 

Namun bagi warga yang tinggal di Kecamatan Sindang Beliti Ulu, jalan yang licin dan berlumpur tersebut bukanlah hambatan untuk tetap melintas, karena sudah dilakukan penyesuaian diri terhadap kondisi alam dan lingkungan. 

Dengan memodifikasi sepeda motor bebek menjadi motor yang dapat melalui medan berlumpur dengan mengkrempangi sedemikian rupa agar bila jatuh tingkat kerusakannya bisa diminimalisir. Warna sepeda motor krempang warga jelas sudah berubah menjadi kuning lumpur. 

Ban motorpun dipasang khusus untuk trek tanah, berlumpur dan licin itupun harus dipasang rantai agar dapat berjalan dikala hujan menguyur dan mengenangi air saat jalan menanjak dan menurun. 

Bahkan ban sepeda motor itu pun masih harus ditambah potongan rantai motor yang dibuat sedemikian rupa agar dapat dipasangkan pada ban motor tersebut agar trek licin dan berlumpur bisa dilalui. 

Disisi kanan jembatan terpampang tulisan kendaraan bermotor dilarang menggunakan rantai ban bila melewati jembatan ini. Larangan dipasang dipinggir jembatan  tersebut untuk megingatkan warga agar jembatan tersebut bisa bertahan lama. 

Disisi kanan dan kiri jalanan nan sempit berbaris rapi siswa SD berseragam pramuka sambil melambaikan tangannya mengarah ke iring-iringan kedaraan dinas pemerintah provinsi Bengkulu ini. 

Seolah menyambut sang raja, lambaian tangan siswa dan masyarakat mampu menghilangkan semua hal buruk tentang jalur yang ditempuh.

Begitu antusiasnya warga sehingga rela meliburkan diri dari rutinitas hariannya kekebun demi untuk menantikan kedatangan gubernur dan rombongan. 

Kehadiran pejabat sekelas Gubernur, Bupati dan Kepala Dinas ditengah masyarakat menjadi pemandangan yang langkah bagi warga desa. 

Bertemunya pejabat dan warganya tentu akan berdampak bagi pembangunan di desa Bandar Agung. Banyak hal yang bisa dijadikan dasar untuk mengambil kebijakan yang berpihak pada warga desa Bandar Agung ini. 

“Kami sangat senang jika ada pejabat yang mau berkunjung ke daerah kami, Cuma jangan hanya berkunjung saja, namun carikan solusi agar permasalahan yang kami hadapi dapat terselesaikan, misalnya listrik, jalan raya, fasilitas sekolah dan fasilitas kesehatan,” kata Salah seorang tokoh masyarakat dusun Bandar Agung, Kecamatan Sindang Beliti Ulu, Padil (55).

Padil adalah orang yang menyumbangkan lahannya untuk dijadikan lokasi membangun sekolah dan musala di desa Bandar Agung tersebut. Oleh karena itu ketika ada kesempatan untuk bertemu langsung dengan pejabat tinggi Provinsi Bengkulu, tidak disiasiakan oleh Padil. 

Untuk sekedar menyampaikan keluh kesah warga dan kesempatan yang baik juga untuk diabadikan dengan jepretan kamera warga dan wartawan. 

Padil pun selalu mencari posisi yang terbaik dan berusaha selalu dekat  gubernur dan danrem agar dijadikan sebagai obyek jepretan kamera. Walaupun di usia 65 tahun namun secara kemampuan fisik masih kuat untuk naik turun tebing jalan dilingkunganya. 


Tokoh masyarakat yang  menggunakan seragam biru korpri ini semagat menceritakan keadaan desanya kepada sejumlah jurnalis. “Infrastruktur jalan menjadi kendala utama bagi kami, selain itu fasilitas penunjang pendidikan dan fasilitas kesehatan,” Kata dia.(**)

Surat Ruhaini untuk Gubernur

SEJAK tiga hari lalu, Ruhaini (35) dan sejumlah warga Desa Bandar Agung gelisah. Karena kabarnya ada Gubernur dan Bupati hendak berkunjung. Seluruh siap saji pun dipersiapkan. Termasuk secarik kertas yang akan ditumpahkan dengan kata-kata. Rupanya Ruhaini dan warga desa ingin menitip surat ke Bupati RL tentang kondisi sekolah mereka.
Keceriaan Siswa SD sambut Gubernur

CHRISTOPHER-BENGKULU

Hari itu, Sabtu (30/8/2014), ratusan anak-anak terlihat berjejer rapi di jalan masuk Desa Bandar Agung. Semuanya antusias menyambut iringan Gubernur Bengkulu H.Junaidi Hamsyah, S.Ag, M.Pd, Danrem 041/ Gamas Kol. Inf Achmad Sudarsono dan sejumlah pejabat tinggi lainnya. Hari itu, benar-benar menjadi hari yang istimewa bagi mereka.

Sama halnya dengan Ruhaini. Hari itu, perempuan desa tersebut sengaja telah memilih pakaian yang paling istimewa. Lengkap dengan jilbab putih polos dan baju stelan biasa berwarna merah hati, Ruhaini ikut berbaris menyambut kedatangan orang nomor satu di Bengkulu tersebut. 

Tak lupa, di pagi menjelang siang tersebut, Ruhaini sudah mempersiapkan diri dan menyelipkan kertas surat bersampul Airmail yang sudah di tulisnya beberapa hari lalu. Surat tersebut hendak dikirimkan kepada Bupati Rejang Lebong, Suherman, tentang kondisi desa dan sekolah anaknya.
Ada kegelisahan menahun yang dicurahkan dalam surat tersebut. Karena itu, ia bersama sembilan warga lainnya telah bersepakat untuk memberanikan diri menulis surat langsung dan akan memberikannya ke Bupati.
Waktu yang ditunggu pun tiba. Sebaris rombongan mobil berisikan pejabat, memasuki desa mereka. Jalan tanah dan riuh rendah anak-anak desa bersahut-sahutan menyambut kedatangan para petinggi.

Dengan langkah berani bercampur nekat, Ruhaini pun menghentikan iring-iringan kendaraan, sesaat hendak beranjak meninggalkan desa mereka. Namun sayang, orang yang ditunggu untuk menjadi penerima pesan tak hadir. Iringan kendaraan tak menyertakan Bupati. Hanya Gubernur, Danrem serta Wakil Bupati Rejang Lebong Syafewi, S.Pd, MM.

Namun terlanjur, Ruhaini tak menyurutkan langkah. Pesan surat itu terlampau penting untuk diabaikan. Ia pun memilih menyampaikannya ke Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah. “Silakan Bapak Gubernur baca surat kami pak,” ujarnya seraya menyerahkan surat tersebut.

Surat itu begitu sederhana namun memiliki pesan yang kuat. Ruhaini dan warga desa lainnya, cuma ingin anak-anak mereka mencicipi Upacara Bendera. 

Ya, cuma ingin ada upacara bendera. Dalam suratnya, Ruhaini bercerita bahwa anak-anak mereka yang kini bersekolah di SDN 06 Sindang Beliti Ulu tak pernah melakukan upacara bendera. Bahkan hingga di peringatan upacara kemerdekaan, 17 Agustus, tak pernah ada sekalipun upacara bendera di sekolah anaknya.(**)