Selasa, 23 Desember 2014

300 Tahun Benteng Marlborough di Bengkulu

BHS Lepas Ratusan Lampion dan Balon ke Udara

Anggota BHS Sebelum melepaskan 100 lampion
BENGKULU – Kalaupun pemerintah daerah tidak peduli terhadap keberadaan benda dan bangunan cagar budaya untuk dimanfaatkan sebagai pemikat wisata, masih ada anak-anak muda yang memiliki keinginan untuk mengangkat budaya, adat dan benda serta bangunan bersejarah di Provinsi Bengkulu. “Kami bukan bangga karena dijajah. Namun kami ingin memperingati 300 tahun bangunan bersejarah di Bengkulu, yakni Benteng Marlborough ini,” kata Pengurus Bengkulu Heritage Society (BHS), Khrisna Gunawan kepada jurnalis disela-sela melepas 100 lampion dan 300 balon ke udara, Sabtu (20/12). 

Menurut Khrisna, bila dilihat dari sejarahnya, maka pembangunan Benteng Marlborough mulai dikerjakan pada 1714 Masehi dan selesai pada 1741 Masehi. “Sekarang tepat 300 tahun, nanum mengenai tanggalnya belum diketahui. Baru yang diketahui adalah tahunnya,” ujar dia. 
Detik-detik pelepasan lampion

Kenapa Desember dilakukan peringatan 300 tahun berdirinya Benteng Marlborough ini? Karena 2014 ini sudah akan  berakhir dan acara ini sudah dipersiapkan dua tahun, setelah ditawarkan kepada pemerintah namun tidak ada titik temu sehingga BHS sebagai yang punya ide tetap melaksanakan acara peringatan tersebut, walaupun hanya dengan dana seadanya tanpa melibatkan pemerintah secara penuh. “Anak-anak muda Bengkulu memiliki rasa bangga pada bangunan Benteng ini. Oleh karena itu, bila pemerintah tidak ada gebrakannya, maka anak muda yang melaksanakannya. Selain sebagai introspeksi diri, juga sekaligus sebagai awal untuk mengingatkan generasi muda dan pemerintah jika Bengkulu memiliki benda-benda sejarah dan warisan sejarah yang patut dijaga dengan baik,” ujar dia. 

Menurut dia, Heritage di Bengkulu ada tiga macam. Yakni Heritage alam (bunga rafflesia), lalu heritage sejarah (bangunan Benteng Marlborough, Tugu Hamilton dan Tugu Thomas Parr, rumah Bung Karno, dan banyak lagi yang lainnya) dan heritage budaya (benda-benda peninggalan budaya). “Bila tidak dilestarikan dengan anak-anak muda Bengkulu, maka ditakutkan akan punah dan hanya menjadi cerita,” demikian Khrisna yang diamini oleh Anggota BHS Almidianto. (hcr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar