Sabtu, 06 Desember 2014

Sambutan Laksana Raja

Yang Tersisa dari Kunjungan Gubernur dan Danrem 041/Gamas ke Desa Bandar Agung RL

CHRISTOPHER-BENGKULU
----------------------

WAKTU menunjukkan pukul 08.10 WIB pada hari Sabtu (30/8). Gubernur H.Junaidi Hamsyah bersama Danrem Kol. Inf. Achmad Sudarsono, Asisten II Pemprov Ir. Edy Waluyo, kepala dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Drs. Misran Musa, PLT Kadis PU Provinsi Ir. Anwar Yasin, dan pejabat teras pemdaprov lainnya meninggalkan Gedung Daerah menuju dusun Bandar Agung untuk menutup acara TMMD Imbangan di Rejang Lebong. 
Gub dan Danrem diserbu warga untuk berjabat tangan

Perjalanan menuju lokasi tersebut bukanlah mulus laksana jalan di kota namun harus ditempuh dengan menggunakan kendaraan dobel gardan dan waktu cukup panjang. Banyaknya lubang jalanan dan sulitnya medan menjadi tantgangan tersendiri bagi tim yang ikut serta. 

Parahnya jalan dan tersebut terbukti dengan ada beberapa orang anggota rombongan harus mengeluarkan lontong yang sempat dimakan saatg sarapan di Gedung daerah. Lontong keluar lagi karena terombang ambing karena lubang jalananan yang menganga berisi air kubangan. 

Perjalanan baru terasa berat setelah melewati kabupaten Kepahiang, lalu melewati kebun teh kabawetan. Dimana perjalanan mendaki dan sempit harus dilalui oleh iring-iringan puluhan kendaraan rombongan Gubernur dan Danrem. 

Rasa letih, lelah seakan sirna setelah menyaksikan pemandangan yang indah di kanan dan kiri jalan hamparan nan hijau dari kejauhan. 

Pemandangan dengan latar belakang Gunung yang hijau dari kejauhan dan hamparan kebun kopi serta kebun sayur warga seolah menghilangkan semua penat, pusing, mual dan tajamnya bau mobil bercampur dengan bau keringat penumpang hilang lah sudah. 
Warga Bediri sambut Gubernur dan Danrem

Aspal yang mulai terkelupas dan batu-batu koral yang berserakan seolah menambah semarak goyangan kendaraan yang meliuk-liuk mencari posisi yang nyaman untuk tancap gas mengejar rombongan agar tidak terputus iring-iringan, karena kalau terputus berpotensi tersesat dan tidak sampai pada tujuan.  

“Kita memasuki daerah Wajib Goyang (WG),” kata Noca Almansyah, seorang jurnalis lokal yang ikut rombongan Gubernur untuk mempublikasikan momen penting bagi warga dusun Bandar Agung dan sekitarnya. 

Sebelum tiba di lokasi rombongan beristirahat di Desa Sinar Gunung di kecamatan Sidang Dataran. Dipilihnya lokasi tersebut untuk istirahat karena jaraknya yang tidak terlalu juah dengan lokasi acara namun jalurnya cukup berat. 

Jalan yang akan dilalui adalah jalan menurun dengan kemirinan sekitar 35 derajad dan harus melalui jembatan kayu yang licin, bila hujan mengguyur, laksana off road. 

Namun bagi warga yang tinggal di Kecamatan Sindang Beliti Ulu, jalan yang licin dan berlumpur tersebut bukanlah hambatan untuk tetap melintas, karena sudah dilakukan penyesuaian diri terhadap kondisi alam dan lingkungan. 

Dengan memodifikasi sepeda motor bebek menjadi motor yang dapat melalui medan berlumpur dengan mengkrempangi sedemikian rupa agar bila jatuh tingkat kerusakannya bisa diminimalisir. Warna sepeda motor krempang warga jelas sudah berubah menjadi kuning lumpur. 

Ban motorpun dipasang khusus untuk trek tanah, berlumpur dan licin itupun harus dipasang rantai agar dapat berjalan dikala hujan menguyur dan mengenangi air saat jalan menanjak dan menurun. 

Bahkan ban sepeda motor itu pun masih harus ditambah potongan rantai motor yang dibuat sedemikian rupa agar dapat dipasangkan pada ban motor tersebut agar trek licin dan berlumpur bisa dilalui. 

Disisi kanan jembatan terpampang tulisan kendaraan bermotor dilarang menggunakan rantai ban bila melewati jembatan ini. Larangan dipasang dipinggir jembatan  tersebut untuk megingatkan warga agar jembatan tersebut bisa bertahan lama. 

Disisi kanan dan kiri jalanan nan sempit berbaris rapi siswa SD berseragam pramuka sambil melambaikan tangannya mengarah ke iring-iringan kedaraan dinas pemerintah provinsi Bengkulu ini. 

Seolah menyambut sang raja, lambaian tangan siswa dan masyarakat mampu menghilangkan semua hal buruk tentang jalur yang ditempuh.

Begitu antusiasnya warga sehingga rela meliburkan diri dari rutinitas hariannya kekebun demi untuk menantikan kedatangan gubernur dan rombongan. 

Kehadiran pejabat sekelas Gubernur, Bupati dan Kepala Dinas ditengah masyarakat menjadi pemandangan yang langkah bagi warga desa. 

Bertemunya pejabat dan warganya tentu akan berdampak bagi pembangunan di desa Bandar Agung. Banyak hal yang bisa dijadikan dasar untuk mengambil kebijakan yang berpihak pada warga desa Bandar Agung ini. 

“Kami sangat senang jika ada pejabat yang mau berkunjung ke daerah kami, Cuma jangan hanya berkunjung saja, namun carikan solusi agar permasalahan yang kami hadapi dapat terselesaikan, misalnya listrik, jalan raya, fasilitas sekolah dan fasilitas kesehatan,” kata Salah seorang tokoh masyarakat dusun Bandar Agung, Kecamatan Sindang Beliti Ulu, Padil (55).

Padil adalah orang yang menyumbangkan lahannya untuk dijadikan lokasi membangun sekolah dan musala di desa Bandar Agung tersebut. Oleh karena itu ketika ada kesempatan untuk bertemu langsung dengan pejabat tinggi Provinsi Bengkulu, tidak disiasiakan oleh Padil. 

Untuk sekedar menyampaikan keluh kesah warga dan kesempatan yang baik juga untuk diabadikan dengan jepretan kamera warga dan wartawan. 

Padil pun selalu mencari posisi yang terbaik dan berusaha selalu dekat  gubernur dan danrem agar dijadikan sebagai obyek jepretan kamera. Walaupun di usia 65 tahun namun secara kemampuan fisik masih kuat untuk naik turun tebing jalan dilingkunganya. 


Tokoh masyarakat yang  menggunakan seragam biru korpri ini semagat menceritakan keadaan desanya kepada sejumlah jurnalis. “Infrastruktur jalan menjadi kendala utama bagi kami, selain itu fasilitas penunjang pendidikan dan fasilitas kesehatan,” Kata dia.(**)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar