Senin, 08 Desember 2014

Negara Rugi Rp 162,8 Triliun Akibat Bencana


BENGKULU - Indonesia tercatat sebagai negara dengan tingkat kerawanan kebencanaan paling rawan. Tercatat, dalam rentang waktu sepuluh tahun, 2004 hingga 2014, kerugian negara akibat kebencanaan bahkan mencapai Rp 162,8 triliun.

Kerugian itu bahkan belum termasuk, biaya penanganan tanggap darurat yang menembus angka Rp 102 triliun selama kurun waktu tersebut. "Total kerugian itu baru secara material saja. Belum dihitung dari kerugian akibat korban jiwa. Karena itu, negara ini harus menekankan upaya mitigasi kebencanaan untuk menekan kerugian akibat kebencanaan," ujar Kasubdit Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal Bappenas, Togu Pardede, di Bengkulu, Kamis (9/10/2014).
Tempat Berkumpul dari Bencana Gempa dan Tsunami
Dalam agenda Konferensi Nasional Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK) ke Sepuluh tersebut, Togu juga memastikan bahwa sebanyak 62 persen kabupaten/kota di Indonesia masuk dalam kategori rawan bencana tingkat tinggi. Sementara sisanya, masuk dalam kategori sedang.


Karena itu, dibutuhkan kewaspadaan bersama untuk menghadapi kejadian kebencanaan yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi. Baik pemerintah daerah maupun masyarakat dibutuhkan partisipasi aktif untuk mempersiapkannya. 

"Bencana bukan untuk ditakuti bukan pula untuk diabaikan. Negara kita memang sudah lama hidup dalam garis kebencanaan, jadi suka tidak suka kita harus bersiap," ujar Togu.

Ilustrasi Keganasan Bencana Alam
Dibagian lain, rencana kehadiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Bengkulu dalam pekan Penngurangan Resiko Bencana, pada 13 Oktober hingga 15 Oktober 2014, dipastikan batal. Agenda kepresidenan yang padat, membuat rencana kehadiran tersebut dibatalkan.

"Pak SBY belum bisa hadir ke Bengkulu, karena ada beberapa agenda yang harus diselesaikan. Nanti Kepala BNPB, pak  Syamsul Maarif yang akan meresmikan," singkat Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Dody Ruswandi di Bengkulu.

Seperti diketahui, Bengkulu dinobatkan sebagai tuan rumah dalam agenda nasional tersebut. Sejumlah event seperti peresmian shelter tsunami, pameran kebencanaan dan simulasi kebencanaan akan digelar di Bengkulu. Diperkirakan kegiatan ini akan dihadiri sedikitnya 3.000 orang dari berbagai komunitas kebencanaan se Indonesia. (hcr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar