SEJAK tiga hari lalu, Ruhaini (35) dan sejumlah warga Desa Bandar Agung gelisah. Karena kabarnya ada Gubernur dan Bupati hendak berkunjung. Seluruh siap saji pun dipersiapkan. Termasuk secarik kertas yang akan ditumpahkan dengan kata-kata. Rupanya Ruhaini dan warga desa ingin menitip surat ke Bupati RL tentang kondisi sekolah mereka.
Keceriaan Siswa SD sambut Gubernur |
CHRISTOPHER-BENGKULU
Hari itu, Sabtu (30/8/2014), ratusan anak-anak terlihat berjejer rapi di jalan masuk Desa Bandar Agung. Semuanya antusias menyambut iringan Gubernur Bengkulu H.Junaidi Hamsyah, S.Ag, M.Pd, Danrem 041/ Gamas Kol. Inf Achmad Sudarsono dan sejumlah pejabat tinggi lainnya. Hari itu, benar-benar menjadi hari yang istimewa bagi mereka.
Sama halnya dengan Ruhaini. Hari itu, perempuan desa tersebut sengaja telah memilih pakaian yang paling istimewa. Lengkap dengan jilbab putih polos dan baju stelan biasa berwarna merah hati, Ruhaini ikut berbaris menyambut kedatangan orang nomor satu di Bengkulu tersebut.
Tak lupa, di pagi menjelang siang tersebut, Ruhaini sudah mempersiapkan diri dan menyelipkan kertas surat bersampul Airmail yang sudah di tulisnya beberapa hari lalu. Surat tersebut hendak dikirimkan kepada Bupati Rejang Lebong, Suherman, tentang kondisi desa dan sekolah anaknya.
Ada kegelisahan menahun yang dicurahkan dalam surat tersebut. Karena itu, ia bersama sembilan warga lainnya telah bersepakat untuk memberanikan diri menulis surat langsung dan akan memberikannya ke Bupati.
Waktu yang ditunggu pun tiba. Sebaris rombongan mobil berisikan pejabat, memasuki desa mereka. Jalan tanah dan riuh rendah anak-anak desa bersahut-sahutan menyambut kedatangan para petinggi.
Dengan langkah berani bercampur nekat, Ruhaini pun menghentikan iring-iringan kendaraan, sesaat hendak beranjak meninggalkan desa mereka. Namun sayang, orang yang ditunggu untuk menjadi penerima pesan tak hadir. Iringan kendaraan tak menyertakan Bupati. Hanya Gubernur, Danrem serta Wakil Bupati Rejang Lebong Syafewi, S.Pd, MM.
Namun terlanjur, Ruhaini tak menyurutkan langkah. Pesan surat itu terlampau penting untuk diabaikan. Ia pun memilih menyampaikannya ke Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah. “Silakan Bapak Gubernur baca surat kami pak,” ujarnya seraya menyerahkan surat tersebut.
Surat itu begitu sederhana namun memiliki pesan yang kuat. Ruhaini dan warga desa lainnya, cuma ingin anak-anak mereka mencicipi Upacara Bendera.
Ya, cuma ingin ada upacara bendera. Dalam suratnya, Ruhaini bercerita bahwa anak-anak mereka yang kini bersekolah di SDN 06 Sindang Beliti Ulu tak pernah melakukan upacara bendera. Bahkan hingga di peringatan upacara kemerdekaan, 17 Agustus, tak pernah ada sekalipun upacara bendera di sekolah anaknya.(**)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar