Kendaraan ampibi milik BPBD Provinsi Bengkulu |
BENGKULU – Provinsi Bengkulu yang memiliki garis pantai yang terpanjang memiliki 196 Desa yang berada di ketinggian kurang dari lima meter dari Pantai. Desa-desa tersebut berada mulai dari Kabupaten Kaur sampai dengan Mukomuko.
“Ada 196 Desa memiliki risiko yang paling tinggi bila terjadi gempa dan tsunami. Sehingga diperlukan pengetahuan khusus kepada masyarakat yang mendiami desa tersebut bila terjadi gempa dan tsunami untuk menyelamatkan diri,” kata Kepala BPBD Provinsi Bengkulu Ir. Kolendri kepada jurnalis usai menghadiri acara Simposium pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas (PRBBK) di Gedung LPMP, Kamis (9/10).
Dijelaskan Kolendri, umumnya masyarakat di desa-desa rawan bencana tersebut sudah memiliki bekal pengetahuan yang baik terkait bencana Gempa. “Misalnya bila terjadi gempa disertai dengan potensi tsunami, warga sudah mengetahui jalur evakuasi untuk menyelamatkan diri,” kata dia.
Menurut dia, 196 desa tersebut terdapat di tujuh Kabupaten yang berbatasan langsung dengan laut lepas yakni samudra Hindia. Mengenai pengetahuan tentang kebencanaan gempa sudah didapatkan bahkan sudah diaplikasikan dalam kontruski bangunan yang diracang untuk tahan goyangan. “Ada istilahnya rumah bidai yang tahan terhadap gempa,” jelas dia.
Namun rumah bidai yang dirancang untuk tahan goncangan tersebut belum tentu tahan terhadap terjangan air. Oleh karena itulah perlu penguatan–penguatan pengetahuan mengenai kebencanaan khususnya tsunami tersebut. Dalam simposium ini juga menghadirkan kalangan pengusaha khususnya pengusaha perumahan untuk juga menyesuaikan kontruksi bangunannya dengan ketahanan terhadap goncangan dan goyangan gempa.
“Saya kira bila semua lini sudah memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai bencana khususnya gempa dan tsunami, maka ketika terjadi bencana harapannya risiko terjadinya korban bisa diminimalisir,” tutup dia. (hcr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar