BENGKULU – Masyarakat petani sawit sekarang mulai sadar. Mereka mulai mau beralih untuk menanam padi kembali. Namun dengan catatan masyarakat dibantu untuk irigasi (pengairan).
“Saya kira ini adalah hal positif karena masyarakat sudah sadar dengan apa yang dilakukan selama ini. Dimana sawah banyak dijadikan kebun sawit dan setelah ditanami ternyata itu kurang menguntungkan masyarakat itu sendiri. Sehingga masyarakat mulai ingin kembali lagi bertanam padi,” ujar Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, Ir. Evarini, MM kepada Jurnalis saat ditemui di Raffles City Hotel, Pantai Panjang, Senin (29/9) malam.
Ilustrasi Kebun Sawit |
Menurut Evarini, setelah dijalani oleh petani ternyata bertanam sawit itu banyak sekali risikonya. Dimana saat memanen hasil harus diangkut sedangkan jalannya belum ada, lalu harus dipupuk, lalu banyak hal lainnya yang perlu dilakukan. Sedangkan bertanam padi sawah masyarakat diuntungkan, dimana selain mendapatkan hasil gabah kering juga bisa dilepasi ikan dan mendapatkan banyak keuntungangan.
“Selain bisa bertanam padi sawah, masyarakat petani juga bisa melepas ikan, dan saat memanen hasilnya tidak terlalu berat, ” kata dia. Makanya saat masyarakat menyatakan ingin kembali bertanam padi dinas pertanian menyambut baik niat masyarakat tersebut bahkan pemerintah bertekad untuk membantu masyarakat tersebut melalui kelompok yang telah dibuat. “Pemerintah siap membantu masyarakat untuk mencarikan solusinya agar pengairan tidak terganggu. Pasalnya yang selama ini menjadi keluhan masyarakat dalam bertani padi sawah ini adalah air yang tidak stabil. Nah dengan irigasi bisa teratasi,” katanya.
Memang selama ini ada kendala dimana lahan masyarakat lebih tinggi dari pada sungai, nah cara yang akan dilaksanakan adalah dengan menggunakan sistem sodetan dengan membendung air di atas sehingga bisa lebih tinggi dari lahan warga.
“Kita rencanakan akan membuat sistem sodetan ini. Sehingga air bisa sampai ke lahan penduduk,” kata dia.
Khususnya petani di Seluma sudah banyak yang sadar dan pentingnya menanam padi sawah dibandingkan Sawit. “Apalagi akhir-akhir ini harga sawit tidak stabil yang menyebabkan petani semakin ingin melakukan alih fungsi lahan sawit ke lahan pertanian padi sawah,” tutup dia. (hcr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar