Selasa, 13 Mei 2014

10.000 Hektar Sawah Jadi Kebun Sawit



RBI, BENGKULU – Provinsi Bengkulu sedang berupaya menekan angka alih fungsi lahan untuk mencapai swasembada pangan pada 2015. Namun langkah tersebut sepertinya berbenturan dengan realitas yang terjadi di lapangan. Bahkan alih fungsi lahan tersebut terus saja terjadi dalam kurun 7 bulan belakangan. Pengalihan fungsi lahan sawah menjadi kebun kepala sawit menembus angka 10.000 hektar. Hal ini di ungkapkan Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah beberapa waktu yang lalu.
"Data yang dikeluarkan Badan Pusat Satatistik (BPS) hasil sensus pertanian menyembutkan angka alih fungsi lahan hingga April 2014 menembus angka hingga 10.000 hektar,” kata Junaidi Hamsyah kepada jurnalis belum lama ini.
Menurut Junaidi saat dia berkomunikasi dengan kepala daerah di kabupaten/kota, untuk terus melakukan sosilaisasi menekan pengalihan fungsi lahan sawah di daeranya masing-masing agar tidak dijadikan lahan sawit. "Saya bersama Bupati se Provinsi Bengkulu terus menerus mengajak masyarakat agar tidak menanami sawah mereka dengan tanaman sawit terutama kepala daerah Kaur, Seluma dan Mukomuko karena daerah tersebut merupakan wilayah yang paling luas pengalihan lahanya" katanya.
Bahkan Junaidi juga mengatakan permasalahan tersebut sudah di sampaikan ke Komisi IV DPR RI saat anggotanya berkunjung ke Bengkulu beberapa waktu yang lalu. "Saya sudah minta petunjuk pusat bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut karena di tingkat daerah kita sudah berusaha mensosialisasikan untuk tidak melakukan alih fungsi lahan namun kegiatan tersebut masih saja terjadi," jelasnya.
Junaidi juga memaklumi pengalihan lahan yang sangat luas tersebut karena dari sisi ekonomi, petani sawit memang lebih baik dari pada petani padi namun hal tersebut pasti ada sebabnya. Diantaranya permasalahan irigasi yang tak kunjung selesai. "Jika air di persawahan lancar saya kira petani tidak akan mengalih fungsikan lahannya untuk Sawit, walapun dari sisi ekonomi lebih menjanjikan, sebab bila semuanya menanam sawit maka dipastikan harga beras akan mahal," Demikian Junaidi. (hcr)